Tentangmu - Seminari Tinggi "Hati Kudus" Pineleng

08.30



Pendidikan calon imam di keuskupan Manado dimulai pada tanggal 16 Januari 1928 dengan dibukanya seminari menengah di Woloan. Kemudian para seminaris yang tamat di seminari menengah Woloan melanjutkan studi filsafat di gedung baru di Kakaskasen pada tahun 1934. Pada tanggal 17 Agustus 1936 semua seminaris tingkat menengah di Woloan pindah juga ke Kakaskasen. Sesudah calon imam angkatan awal menyelesaikan kursus filsafat pada tahun 1936, mereka dikirim ke Seminari Tinggi Yogyakarta untuk mengikuti studi teologi. Ada 4 imam diosesan yang dihasilkan dalam proses ini: P. Simon Lengkong, P. Wens Lengkong, P. Theo Lumanauw dan P. Jan Moningka.

Pada tanggal 20-27 September 1951, Duta Vatikan, Mgr. G. De Jonghe d' Ardoye mengadakan kunjungan kerja ke vikariat Manado. Dalam kunjungan ini duta memberikan tugas kepada uskup Manado waktu itu, Mgr. Nicolaus Vwehouven, MSC untuk mendirikan Seminari Tinggi di Manado. Sejak kunjungan itu, proses pembangunan gedung seminari tinggi dimulai. Bertempat di Pineleng, para bruder MSC mulai membangun. Akhirnya pada hari Minggu, tanggal 15 Agustus 1954, pada Hari Raya Maria diangkat ke Surg, berdirilah sebuah seminari tinggi di Manado yang diberi nama sesuai dengan spiritualitas para pendiri dan para misionaris waktu itu: Hati Kudus Yesus. Pada awal ini anggota seminari adalah 2 staf pembina (RP. G. van den Hurk, MSC sebagai rektor dan RP. Dr. Th. Moors MSC sebagai socius), 10 frater mahasiswa pertama dan 3 dosen lain: Dr. J. van Tongeren, RP. J. van de Wouw, MSC dan RP. A. Petit, MSC. 

Pada tanggal 20 Juli 1956, dibuka tahun Novisiat di Paal III untuk para calon MSC. Mereka yang masuk Novisiat pada waktu itu adalah 15 frater calon MSC yang sudah menyelesaikan 2 tahun studi Filsafat. Setahun kemudian, tanggal 22 Agustus 1957, 12 frater MSC mengikrarkan kaul pertama. 

Pada tanggal 30 September 1957 Seminari, Seminari Pineleng mendapat kunjungan kehormatan dari Presiden Rebublik Indonesia, Ir. Soekarno.

Pada tahun 1958, Perang Permesta bergejolak di Minahasa. Para frater terpaksa disingkirkan ke Kembes, kemudian ke Seminari Kakaskasen. Pada tahun 1959, ketika suasana sudah mulai aman, para frater kembali ke Seminari Pineleng.

Pada tanggal 27 April 1960, untuk pertama kali diadakan tahbisan imam di Gereja Katedral Manado; yang ditahbiskan ialah (alm) RD. Nico Veldhuysen, seorang calon imam diosesan Manado yang menamatkan studi di Flores. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 15 Maret 1961, 2 frater dari angkatan pertama, yakni Joannis B. Talibonso dan Herman J. Pondaag ditahbiskan di Tomohon, sedangkan satu calon, yakni Paskalis Josep Resubun, ditahbiskan di Langgur pada tanggal 27 Mei 1961. Kemudian, pada tanggal 11 Juli 1962, ditahbiskanlah RD. Jacobus Wagey sebagai imam praja pertama dari keuskupan Manado lulusan Seminari Pineleng.

Iklim aggiornamento

You Might Also Like

1 komentar

  1. Yth
    Romo pengurus Ordo Karmel,
    Saya memiliki 1 set ensiklopedia Americana peninggalan ayah saya. Karena rumah saya kecil, apakah boleh saya sumbangkan ensiklopedia tsb untuk seminari MSC?
    Ditunggu kabarnya.
    Cisca

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

recent posts